Siapa tidak kenal Freddy Budiman?, juragan narkoba terbesar diindonesia bahkan diseluruh kawasan asia namun siapa dia dan seperti apa latar belakang keluarganya dimata teman dan tetangganya?.
Tak disangka ternyata dikalangan teman bahkan tetangga disekitar rumahnya sosok almarhum Freddy Budiman ternyata tidak sejahat yang diberitakan media massa.
sumber: http://www.jpnn.com/picture/thumbnail/20160730_191920/191920_362383_FREDDY_BUDIMAN_BIRU.jpg
sumber: http://www.jpnn.com/read/2016/07/30/457473/Freddy-Budiman-Sejak-Kecil-Sudah-jadi-Bandit-
Di mata warga sekitar kediamannya, Krembangan, Surabaya, Freddy Budiman dikenal sebagai sosok yang sangat baik. Lebih dari itu, dia dikenal sangat
dermawan. Tak jarang, baik materi ataupun hanya bahan pokok, Freddy Budiman kerap membaginya kepada tetangga disekitar rumahnya.
Seperti yang dikatakan Effendi, teman
sekelas Freddy Budiman saat kecil. Menurutnya, sosok sahabatnya tersebut jauh
dari kesan negatif. Bahkan, Freddy cenderung pendiam dan rajin mengaji.
''Baik orangnya, supel sekali sama siapapun juga,'' ucapnya.
Bahkan, Freddy yang dikenalnya dulu
tidak segan membantu temannya yang kesusahan. Hobi mentraktir makan
adalah salah satu yang diingat Effendi. ''Wes pokoke apik mas, gak onok
cacate,'' ujarnya. Effendi sendiri mengatakan Freddy
tinggal di Surabaya hanya sampai SMP saja. Masuk ke bangku SMA,
sahabatnya itu pergi ke Jakarta dan tinggal bersama kakak pertamanya.
Freddy Budiman adalah anak keempat dari lima
bersaudara pasangan Nanang Hidayat dan Nursiyah. Ayahnya, keturunan
Tionghoa yang merantau ke Surabaya dari Banjarmasin. Lantas membuka
usaha ekspedisi di kota pahlawan. Kedua orang tuanya jadi mualaf sejak anak pertamanya dan perempuan satu-satunya di keluarga lahir.
Bisnis yang makin maju membuat keluarga
kecil yang awalnya tinggal di Krembangan Jaya Utara itu membeli rumah
layak di Krembangan Baru. Itu terjadi sekitaran tahun 1990.
Salah satu tetangga sebut saja namanya Paimo, sifat kedermawanan Freddy Budiman itu merupakan turunan dari ayahnya. Bahkan, sebelum Freddy Budiman keluar masuk penjara, dia sering mentraktir makan seluruh warga kampungnya.
''Gerobak makanan yang lewat langsung di-booking. Orang-orang suruh mengambil sepuasnya gratis,'' katanya.
Tak jarang, Freddy Budiman dan keluarganya juga mengundang anak-anak yatim di rumahnya. Pengajian juga rutin digelar. Ustad-ustad ternama di Jawa Timur juga pernah datang.
Dia juga menambahkan, walau banyak yang mengatakan Freddy Budiman menjadi orang sukses di Jakarta, saat pulang kampung, dia jarang memperlihatkan kesuksesannya.
Malah, bersama istri pertamanya yang sudah meninggal, Freddy Budiman kerap menggunakan transportasi umum jika menengok ibunya di Surabaya. ''Jarang pakai mobil sendiri, padahal punya banyak,'' lanjutnya.
Paimo mengungkapkan satu hal yang tidak diketahui warga tentang Freddy Budiman adalah kisah cintanya. Yang diketahui terakhir, Freddy Budiman menikah dan istrinya sudah meninggal saat ini. Setelah itu, warga tidak tahu siapa istri Freddy Budiman sekarang.
Sama dengan kesaksian para tetangganya, di mata Paimin(bukan nama sebenarnya) salah satu teman Freddy Budiman juga sosok yang baik. Saat kecil, sikap dermawan Freddy Budiman sudah menonjol.
”Sama seperti anak-anak kecil lainnya, dia juga sering lari-larian dari ujung gang ke ujung satunya, lalu ngejar layangan. Cuma memang dia itu suka menraktir jajan,” cerita Rahmat.
Sejak kecil pergaulan Freddy Budiman cukup luas. Tidak hanya punya teman satu gang, tapi juga tersebar di sekitaran Krembangan, Surabaya. Keluarganya memang salah satu yang disegani.
Teman-teman masa kecil Freddy Budiman tahu bahwa ayahnya adalah seorang pebisnis ulung. Freddy Budiman kecil lebih terlihat terawat daripada teman-teman sebayanya. ”Dia itu nggak pilih-pilih teman. Saya yang nggak punya apa-apa tapi tetap dianggap sama dia,” lanjut pria berkumis itu.
Rahmat tidak tahu bagaimana rekam jejak Freddy Budiman hingga akhirnya terseret ke lembah hitam narkoba. Sejak duduk di bangku SMP, gembong narkoba yang pernah dekat dengan artis Anggita Sari itu sudah jarang terlihat di rumah. Rahmatpun sudah lama tidak bertemu Freddy Budiman.
Tahu-tahu, Freddy Budiman ditangkap. Saat itu, berita penangkapan Freddy Budiman begitu menghebohkan masyarakat sekitar rumahnya.
Teriakan Tahlil dan Takbir menyambut kedatangan jenazah
Ambulance dan mobil pengawalan yang membawa jenazah dari Nusakambangan sulit masuk menuju kediaman Freddy Budiman.
Petugas gabungan Polisi dan Linmas terpaksa turun membantu menertibkan warga yang memenuhi jalanan sekitar rumah mantan kekasih Vanny Rossyane itu.
Suasana sedikit kacau tatkala peti mati yang berisi jenazah Freddy Budiman hendak diturunkan oleh petugas. Warga berebut mendekat dan ingin memegang peti mati warna cokelat itu.
Keributan kecil sempat terjadi antara penjaga rumah Freddy Budiman dengan warga dan awak media. Untung, keributan itu cepat diredam petugas.
Kurang lebih 20 menit, jenazah Freddy Budiman disemayamkan di rumah duka. Lantas, bersama kedua kakak dan anggota keluarga lainnya, serta ratusan pelayat, jenazah itu digotong menuju masjid Nur-Rohmah yang jaraknya 200 meter dari rumah duka. Setelah disholatkan, jenazah langsung digotong menuju tempat peristirahatan terakhir. TPU Kalianak (Mbah Ratu) tujuannya. Di sana, makam Freddy Budiman berada di Blok A. bergabung bersama sanak keluarga lainnya, termasuk kakak kandungnya bernama Chandra.
Jenazah Freddy Budiman terpaksa menumpuk makam saudaranya karena minimnya lahan di pemakaman tersebut.
Walau tergenang air, liang kubur tempat peristirahatan Freddy Budiman tetap digunakan. Isak tangis dari kakak pertama dan keduanya, Elok dan Eko terdengar pelan berbaur dengan teriakan tahlil dan takbir dari warga. ''Allahu Akbar Allahu Akbar,''. Pertanda pentingnya sosok Freddy Budiman dimata keluarga dan tetangganya.
Salah satu tetangga sebut saja namanya Paimo, sifat kedermawanan Freddy Budiman itu merupakan turunan dari ayahnya. Bahkan, sebelum Freddy Budiman keluar masuk penjara, dia sering mentraktir makan seluruh warga kampungnya.
''Gerobak makanan yang lewat langsung di-booking. Orang-orang suruh mengambil sepuasnya gratis,'' katanya.
Tak jarang, Freddy Budiman dan keluarganya juga mengundang anak-anak yatim di rumahnya. Pengajian juga rutin digelar. Ustad-ustad ternama di Jawa Timur juga pernah datang.
Dia juga menambahkan, walau banyak yang mengatakan Freddy Budiman menjadi orang sukses di Jakarta, saat pulang kampung, dia jarang memperlihatkan kesuksesannya.
Malah, bersama istri pertamanya yang sudah meninggal, Freddy Budiman kerap menggunakan transportasi umum jika menengok ibunya di Surabaya. ''Jarang pakai mobil sendiri, padahal punya banyak,'' lanjutnya.
Paimo mengungkapkan satu hal yang tidak diketahui warga tentang Freddy Budiman adalah kisah cintanya. Yang diketahui terakhir, Freddy Budiman menikah dan istrinya sudah meninggal saat ini. Setelah itu, warga tidak tahu siapa istri Freddy Budiman sekarang.
Sama dengan kesaksian para tetangganya, di mata Paimin(bukan nama sebenarnya) salah satu teman Freddy Budiman juga sosok yang baik. Saat kecil, sikap dermawan Freddy Budiman sudah menonjol.
”Sama seperti anak-anak kecil lainnya, dia juga sering lari-larian dari ujung gang ke ujung satunya, lalu ngejar layangan. Cuma memang dia itu suka menraktir jajan,” cerita Rahmat.
Sejak kecil pergaulan Freddy Budiman cukup luas. Tidak hanya punya teman satu gang, tapi juga tersebar di sekitaran Krembangan, Surabaya. Keluarganya memang salah satu yang disegani.
Teman-teman masa kecil Freddy Budiman tahu bahwa ayahnya adalah seorang pebisnis ulung. Freddy Budiman kecil lebih terlihat terawat daripada teman-teman sebayanya. ”Dia itu nggak pilih-pilih teman. Saya yang nggak punya apa-apa tapi tetap dianggap sama dia,” lanjut pria berkumis itu.
Rahmat tidak tahu bagaimana rekam jejak Freddy Budiman hingga akhirnya terseret ke lembah hitam narkoba. Sejak duduk di bangku SMP, gembong narkoba yang pernah dekat dengan artis Anggita Sari itu sudah jarang terlihat di rumah. Rahmatpun sudah lama tidak bertemu Freddy Budiman.
Tahu-tahu, Freddy Budiman ditangkap. Saat itu, berita penangkapan Freddy Budiman begitu menghebohkan masyarakat sekitar rumahnya.
Teriakan Tahlil dan Takbir menyambut kedatangan jenazah
Ambulance dan mobil pengawalan yang membawa jenazah dari Nusakambangan sulit masuk menuju kediaman Freddy Budiman.
Petugas gabungan Polisi dan Linmas terpaksa turun membantu menertibkan warga yang memenuhi jalanan sekitar rumah mantan kekasih Vanny Rossyane itu.
sumber:http://www.jpnn.com/read/2016/07/30/457462/Jenazah-Freddy-Budiman-Disambut-Teriakan-Takbir
Suasana sedikit kacau tatkala peti mati yang berisi jenazah Freddy Budiman hendak diturunkan oleh petugas. Warga berebut mendekat dan ingin memegang peti mati warna cokelat itu.
Keributan kecil sempat terjadi antara penjaga rumah Freddy Budiman dengan warga dan awak media. Untung, keributan itu cepat diredam petugas.
Kurang lebih 20 menit, jenazah Freddy Budiman disemayamkan di rumah duka. Lantas, bersama kedua kakak dan anggota keluarga lainnya, serta ratusan pelayat, jenazah itu digotong menuju masjid Nur-Rohmah yang jaraknya 200 meter dari rumah duka. Setelah disholatkan, jenazah langsung digotong menuju tempat peristirahatan terakhir. TPU Kalianak (Mbah Ratu) tujuannya. Di sana, makam Freddy Budiman berada di Blok A. bergabung bersama sanak keluarga lainnya, termasuk kakak kandungnya bernama Chandra.
Jenazah Freddy Budiman terpaksa menumpuk makam saudaranya karena minimnya lahan di pemakaman tersebut.
Walau tergenang air, liang kubur tempat peristirahatan Freddy Budiman tetap digunakan. Isak tangis dari kakak pertama dan keduanya, Elok dan Eko terdengar pelan berbaur dengan teriakan tahlil dan takbir dari warga. ''Allahu Akbar Allahu Akbar,''. Pertanda pentingnya sosok Freddy Budiman dimata keluarga dan tetangganya.
Bakat Penjahat Sejak Kecil
Salah seorang kerabat yang namanya tidak mau disebutkan mengatakan sejak remaja Freddy sudah dikenal sebagai bandit. Artinya, dia sudah berbisnis copet dan jambret dengan kawan-kawannya. Terutama di pasar-pasar daerah Krembangan. Pria itu menyebut hal itu memang tidak
ditunjukkan Freddy Budiman di lingkungannya. Freddy Budiman yang sudah tidak niat
sekolah sejak SMP tidak ingin nama keluarganya tercoreng karena
kelakuannya.
''Buktinya, adiknya sekarang juga di
Nusakambangan. Bisnis haram yang dijalani itu tetangganya pasti tahu.
Cuman diam saja karena sering diberi bantuan sama Freddy Budiman'' terang yang
mengenakan topi hitam saat bertemu Jawa Pos seusai pemakaman itu.
Curhat Fredi ke Kontras
Haris Azhar salah satu kordinator Kontras mengungkapkan pada tahun 2014 dia bertemu dengnFreddy Budiman di Lapas Nusakambangan yang pada pertemuan tersebut Freddy Budiman menceritakan keterlibatan dan setorang uang hingga 450 miliar kepada oknum di kepolisan, lapas penjara hingga BNN alias Badan Narkotika Nasional.
Haris menceritakan, pertemuannya dengan Freddy di Lapas Batu Nusakambangan bermula saat mendapatkan undangan dari Yani, seorang suster dari organisasi gereja yang biasa memberikan pelayanan rohani di Lapas Batu Nusakambangan pada saat masa kampanye Pilpres 2014.
Dan Yani merupakan sahabat dari Andreas.
"Pak Andreas ini sahabat KontraS yang biasa mendampingi kami," jelas Haris dalam jumpa pers di Kantor KOntraS, Jumat (29/7/2016) malam.
Saat itu, Haris bersedia memenuhi undangan Suster Yani sekaligus untuk meneliti dugaan rekayasa kasus yang menimpa terpidana mati Yusman Telaumbanua, bocah 16 tahun dan Rasula Hia yang divonis mati karena dianggap bersalah dalam kasus pembunuhan tiga orang majikannya di Nias, Sumut pada 2012.
Menurut Haris, Freddy mengawali pertemuan dengan pernyataan, "Pak Haris, saya bukan orang yang takut mati. Saya siap menerima risiko dihukum mati karena kejahatan saya. Saya juga kecewa dengan para pejabat dan penegak hukumnya. Karena ini yang dihukum turut serta dengan saya justru si sopir kontainer atau prajurit TNI anggota bawah."
Freddy mengungkapkan bahwa sebenarnya dirinya bukan bandar atau gembong narkoba, melainkan sebatas operator penyelundupan narkoba skala besar dengan bos di China atau Tiongkok.
"Kalau saya mau bawa barang yang besar, yang banyak, itu harus diatur. Saya telepon polisi, Bea Cukai dan BNN. Mereka semua yang menitip harga (beli narkoba)," kata Haris mengulangi pengakuan Freddy.
"Kalau saya mau selundupkan narkoba, saya acarain (atur) itu. Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai dan orang yang saya hubungin itu semuanya titip harga," kata Haris mengulangi cerita Freddy, di Kontras, Jakarta, Jumat (29/7/2016). Oknum aparat disebut meminta keuntungan kepada Freddy dari Rp 10.000 hingga Rp 30.000 per butir.
"Semua saya OK-kan. Kenapa saya OK-in. Karena harganya barang keluar dari pabrik hanya Rp 5 ribu. Dan saya tetap bisa jual Rp 200 sampai Rp 300 ribu. Jadi, selalu saya Ok-kan," sambungnya.
Freddy bercerita bisa mengendalikan penyelundupan narkoba dari dalam lapas. Namun, para polisi juga bermain dengan dua kaki.
Meski sudah deal menitip harga, terkadang mereka menangkapnya dan menyita narkoba dari luar negeri tersebut. Namun, setelah dicek oleh informan Freddy, justru narkoba yang menjadi barang sitaan polisi itu telah beredar di lapangan.
Menurut Haris, Freddy bisa mengetahui hal itu karena menurutnya setiap produk narkoba pabrik tertentu mempunyai ciri bentuk, warna dan rasa berbeda.
Freddy membeberkan dirinya telah menyetor uang Rp 490 miliar ke BNN dan Rp 90 miliar ke pejabat Mabes Polri selama beberapa tahun dirinya berbisnis menyelundupkan narkoba.
"Bahkan, saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang dua, di mana si jenderal duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai ke Jakarta, dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun," ucap Haris mengulangi pengakuan Freddy.
Menurut Haris, dia telah berusaha mencari kebenaran atas pengakuan yang disampaikan oleh Freddy. Termasuk di antaranya mencari nota pembelaan perkara Freddy dan mencari tahu kuasa hukum atau pengacara Freddy, sebagaimana disampaikan oleh Freddy.
Sebab, Freddy mengaku tidak ingat pejabat Polri, BNN dan oknum jenderal TNI yang disebutkannya.
Bahkan, dia sudah berusaha menghubungi sejumlah pejabat, termasuk staf khusus kepresidenan Johan Budi, dan menginformasikan tentang informasi dari Freddy Budiman ini. Namun, sejauh ini tidak ada respon positif yang berujung pada pembongkaran kasus ini.
"Saya ketemu dan datang ke lapas itu hanya sekali itu saja," ujar dia. (tribunnews/abdul qodir)
Mengapa Baru Sekarang Kontras Membuak Kesaksian Freddy Budiman?
Haris Azhar baru mengungkapkan kesaksian tersebut kepada publik beberapa saat sebelum Freddy Budiman dieksekusi Jumat (29/7/2016) dini hari.
Haris Azhar mengatakan, Saat itu musim pemilihan presiden tahun 2014. Suasana politik tengah memanas. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah berbenah mengakhiri masa pemerintahan. Haris Azhar menunggu pemerintahan baru yang terpilih hasil pilpres 2014.
"Tidak lama setelah itu, ramai KPK soal BW (Bambang Widjojanto) dikriminalisasi. Dan jujur ada jarak antara Kontras dengan polisi maupun Jokowi. Karena kami tidak tahu bagaimana menghadapi situasi ini," kata Haris di kantor Kontras, Jumat (29/7/2016).
Haris Azhar menuturkan, Kontras tidak mau bersikap gegabah. Menurut dia, jika salah berbicara maka Kontras akan berhadapan dengan institusi yang punya kekuatan politik dan didukung oleh undang-undang. "Kami lihat dulu apakah Joko Widodo ini punya kaki untuk kontrol institusi itu. Kami tidak mau hanya melapor dan direspons sebagai orang gila," ucap Haris Azhar.
Haris Azhar mengaku sering mendiskusikan persoalan ini di Kontras. Selain itu, Haris Azhar juga berdiskusi dengan salah satu pejabat yang enggan disebut namanya.
"Lalu kenapa tidak dibuka saat Freddy masih hidup? Kalau di luar momentum ini, tidak ada yang memperhatikan juga," tutur Haris.
Haris Azhar sudah melaporkan kesaksian gembong narkoba mendiang Freddy Budiman ke pihak Istana. Laporan itu disampaikan melalui Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi.
Menurut Haris Azhar, pada Senin 25 Juli 2016 dia mencoba menghubungi Johan Budi dan menceritakan perihal kesaksian Freddy Budiman saat dia temui di Lapas Nusakambangan. Mendengar penjelasan tersebut, Johan Budi kaget mendengar pengakuan Freddy adalah kesaksian penting.
"Mas Haris Azhar tolongan jangan bicarakan dulu ke media, dengan harapan dia (Johan Budi) bisa bicara dengan Presiden Joko Widodo," kata Haris Azhar saat memberikan keterangan kepada media, di Kantor KontraS, Jalan Kramat II, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2016).
Haris Azhar berharap, Johan Budi bisa menyampaikan cerita Freddy ke Jokowi. Maksudnya agar Jokowi tahu dan mengusut kebenaran Freddy. Kendati demikian, sejak pemberitahuan ke Johan hingga eksekusi Freddy dini hari tadi, tidak ada konfirmasi lagi kepada Haris Azhar.
"Lalu tulisan ini saya kirimkan ke Johan. Kemudian dia telepon saya, karena enggak direspon saya harus melampaui janji. Karena ini penegak hukum, saya mohon maaf ke Pak Johan," tuturnya.
Atas publikasi kesaksian Freddy Budiman, Haris Azhar siap bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi yang timbul nantinya. "Itu resmi dan saya tanggung jawab penuh atas tulisan tersebut," tutupnya.sudah melaporkan kesaksian gembong narkoba mendiang Freddy Budiman ke pihak Istana. Laporan itu disampaikan melalui Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi.
Menurut Haris Azhar, pada Senin 25 Juli 2016 dia mencoba menghubungi Johan Budi dan menceritakan perihal kesaksian Freddy Budiman saat dia temui di Lapas Nusakambangan. Mendengar penjelasan tersebut, Johan Budi kaget mendengar pengakuan Freddy adalah kesaksian penting.
"Mas Haris Azhar tolongan jangan bicarakan dulu ke media, dengan harapan dia (Johan Budi) bisa bicara dengan Presiden Joko Widodo," kata Haris Azhar saat memberikan keterangan kepada media, di Kantor KontraS, Jalan Kramat II, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/7/2016).
(Baca: Pengakuan Freddy Budiman kepada KontraS Diragukan)
Haris Azhar berharap, Johan Budi bisa menyampaikan cerita Freddy ke Jokowi. Maksudnya agar Jokowi tahu dan mengusut kebenaran Freddy. Kendati demikian, sejak pemberitahuan ke Johan hingga eksekusi Freddy dini hari tadi, tidak ada konfirmasi lagi kepada Haris Azhar.
"Lalu tulisan ini saya kirimkan ke Johan. Kemudian dia telepon saya, karena enggak direspon saya harus melampaui janji. Karena ini penegak hukum, saya mohon maaf ke Pak Johan," tuturnya.
Atas publikasi kesaksian Freddy Budiman, Haris Azhar siap bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi yang timbul nantinya. "Itu resmi dan saya tanggung jawab penuh atas tulisan tersebut," tutupnya.
Haris Azhar siap mempertanggungjawabkan informasi yang dibeberkannya kepada publik. Ia menilai hal itu terlepas dari pro atau kontra hukuman mati, namun untuk membongkar kejahatan yang melibatkan oknum pejabat.
Pendapat Wakil Rakyat soal Kesaksian Freddy Budiman
Bambang Soesatyo: Bakal Jadi Skandal Besar Kalau Pengakuan Freddy Budiman Benar
"Ini jadi skandal besar bila memang benar. Tapi kan kita gak bisa meminta konfirmasi kepada Freddy karena telah dieksekusi semalam, apakah hanya karangan semata dari Haris atau tidak. Ini harus menjadi perhatian serius bagi Kepala BNN," kata Bambang.
Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan akan mendalami pengakuan Freddy Budiman, pendalaman tersebut melalui Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI.
"Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI akan mendalami pengakuan Freddy Budiman tersebut sebagaimana yang ditulis Haris," kata Bambang ketika dihubungi wartawan, Jumat (29/7/2016).
Politikus Golkar itu juga akan mencoba mendalami informasi melalui pengacara dan kepala Lapas Nusakambangan, Sitinjak.
"Karena mereka lah sumber informasi yang membenarkan pengakuan Freddy, termasuk kita akan tanyakan ke Mahkamah Agung soal pledoi Freddy," katanya.
Bambang juga meminta Kepala BNN Budi Waseso memperhatikan pengakuan Freddy Budiman sebagaimana ditulis Haris Azhar.
Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan akan mendalami pengakuan Freddy Budiman, pendalaman tersebut melalui Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI.
"Panja Penegakan Hukum Komisi III DPR RI akan mendalami pengakuan Freddy Budiman tersebut sebagaimana yang ditulis Haris," kata Bambang ketika dihubungi wartawan, Jumat (29/7/2016).
Politikus Golkar itu juga akan mencoba mendalami informasi melalui pengacara dan kepala Lapas Nusakambangan, Sitinjak.
"Karena mereka lah sumber informasi yang membenarkan pengakuan Freddy, termasuk kita akan tanyakan ke Mahkamah Agung soal pledoi Freddy," katanya.
Bambang juga meminta Kepala BNN Budi Waseso memperhatikan pengakuan Freddy Budiman sebagaimana ditulis Haris Azhar.
Masinton Pasaribu: Curhat Fredi ke Kontras Bikin Masinton Merinding
"Kalau benar informasi yang disampaikan Fredi kepada Haris, merinding juga saya. Di situ melibatkan oknum BNN, polri, perwira tinggi TNI. Ada yang nitip-nitip harga segala, ini kan memang permainan sindikat mafia yang bukan lagi ecek-ecek," kata Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu di Jakarta, Jumat (29/7).
sumber:http://www.jpnn.com/picture/normal/20160729_130100/130100_528627_180500_468606_184630_478019_masinton.JPG
Karenanya informasi tersebut menarik ditelusuri. Komisi III menurutnya juga bisa mengundang Haris untuk berdiskusi soal kebenaran pengakuan Fredi. Sebab, kalau dibiarkan info itu hanya sebatas wasiat saja.
Politikus PDIP itu menyebutkan, kalau sindikat narkoba sudah terorganisir dan melibatkan banyak aparatur negara, itu sudah membahayakan negara. Untuk itu informasi dari KontraS perlu diurai.
"Ini Kayak cerita di film jadinya. Fredi menggunakan mobil jenderal TNI bintang dua, berisi narkotika dari Medan ke Jakarta, kan begitu kesaksian Haris. Kita bisa bayangkan dalam waktu dua hari tiga malam di perjalanan," ujar Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu.
Ruhut Sitompul : Terorisme Dia(Kontras) Bela, Sekarang Narkoba
Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul menyayangkan pernyataan Koordinator Eksekutif KontraS, Haris Azhar mengenai curahan hati Fredi Budiman. Pasalnya, Haris membeberkan hal itu ketika Fredi sudah tak bernyawa karena telah diesekusi mati.
sumber: http://www.jpnn.com/read/2016/07/30/457563/Kicauan-Haris-KontraS-Ruhut-Sitompul:-Terorisme-dia-Bela-Sekarang-Narkoba-
Ruhut meminta agar Haris tidak memperkeruh suasana. Karena itu, politikus Partai Demokrat ini menyarankan agar pernyataan Haris tak perlu ditanggapi.
"Nah ini kerjaan dia, terorisme dia bela. Koruptor dia bilang punya HAM. Nah sekarang narkoba. Sudahlah, bikin aja kusut. Jangan ditanggapin orang begitu?," ujar Ruhut saat dihubungi, Sabtu (30/7).
Ruhut menilai, apa yang disampaikan Haris merupakan sebuah titipan yang sengaja dilempar untuk memperkeruh situasi dalam negeri.?
Terlepas dari hal itu, Ruhut meminta agar semua pihak, termasuk kepolisian tidak terjebak dengan polemik yang diciptakan dari tulisan Haris.
"Motifnya setoran dari luar negeri. Dari mana dana LSM sekarang? Dari luar negeri. Hanya mau bikin ramai-ramai Indonesia saja," duga Ruhut.
http://www.tribunnews.com
http://news.okezone.com
http://www.jpnn.com
No comments:
Post a Comment